Minggu, 04 Oktober 2009

Inginku

“Honey! Kamu baca komik lagi ya?” ucap mama yang membuatku harus segera menutup buku yang kubaca. “harus berapa kali sih mama negur kamu supaya gak baca komik?” lanjut mama lagi dengan nada suara tinggi“tapi ma. . . sekarang kan hari minggu, aku juga udah nyuci semua yang kotor dan juga menyelesaikan tugas – tugas yang mama berikan. Mama kok pengen Honey kerja terus?”“bukannya begitu, kalo kamu emang punya waktu buat baca komik mending kamu baca buku pelajaran kamu.”“ugh, mama jahat! Mama gak pernah mau mencoba untuk sayang Honey! Kenapa kakak bisa baca komik sementara aku nggak? Kenapa aku selalu saja yang dilarang ini dan itu, dan disuruh kerja ini dan itu sementara kakak hanya matibe (makan tidur berak) aja? Sekarang pun saat aku dimarahi baca komik, kakak malah nggak padahal kan baca komik juga. Aku benci mama! Mama gak pernah berbuat adil padaku!” ucapku lalu belari meninggalkan mama, tentu aja gak lupa bawa balik komik yang aku baca tadi.Mama mencoba memanggilku namun tak kuhiraukan, apapun yang mama ucapkan aku gak peduli lagi. Aku selalu berfikir jangan – jangan aku sangat dibenci mama sehingga memperlakukan aku seperti seorang pembantu. Padahal kan ada bibik yang siap melakukan apa saja. Apa aku ini anak haram, anak angkat atau seseorang yang tak diinginkan hadir dalam keluarga ini? Aku selalu berfikir kalau wanita yang kupanggil mama hanyalah kata kiasan untuknya. Aku seperti tak berarti dihadapannya. Setiap kali ada yang kuinginkan selalu saja ditolak dengan berbagai alasan yang tak mungkin untuk kehidupanku saat ini. Padahal apapun yang diminta kakak selalu saja diberikan walaupun itu hanya untuk membuang – buang uang dengan membeli barang yang tidak berguna (kata mama seperti komik)AKU BENCI MAMA! Aku benci wanita yang kupanggil mama. Kenapa aku gak pernah merasakan kasih sayang dari mama, selalu saja kakak yang ada disampingku kalau aku lagi sedih. Mama gak pernah mau dengar keluh kesahku. Hanya kakak dan bibik yang kupunya, sementara papa hanya sekali sebulan datang berkunjung karena harus mengunjungi kantor – kantor yang berada diluar kota maupun diluar negeri. Aku benci dengan semua yang kujalani.***“kakak kenapa gak masuk? Diluar kan dingin”“biar saja diluar. Kalau aku masuk nanti mama marah sama kakak”“tenang aja kak. Biar kakak tidur dikamarku.”“itu tidak mungkin Honey. Kakak udah pergi dan gak boleh balik kerumah ini lagi. Kakak gak bisa pergi dengan tenang karena mama masih belum bisa menjaga dan menyayangimu.”“tapi kak. . .”“Tidak!” aku terbangun. Ternyata Cuma mimpi, tadi aku tertidur ketika sedang menangis merenungi semua yang terjadi.Apa maksudnya mimpi itu? Bukankah mimpi itu adalah kenyataan 5 tahun yang lalu? walaupun sekarang umurku baru sepuluh tahun mama selalu memperlakukan aku seperti anak umur 19 tahun yang bisa bekerja semua yang diperintahkan. Seandainya tidak ada kakak dan bibik, mungkin aku udah mati capek Karena sejak kakak mengatakan ‘gak boleh balik lagi kerumah’ semua tanggung jawab diserahkan padaku. Kalau saja kakak itu cowok, aku pasti akan memakluminya karena tidak bekerja. Tapi kan dia cewek. Aku selalu saja tak bisa punya waktu untuk bermain. Teman sepermainanku hanya tetangga sebelah yang tinggal bersama keluarganya. Itupun hanya waktu – waktu tertentu Karena dilarang keluar.Perkenalkan namaku Honey Venus Aphrodite. Kata kakak, dia yang menambah nama Honey sementara Venus diberikan oleh mama dan Aphrodite diberikan oleh papa. Aku tidak tau nama kakak, hanya saja kadang aku mendengar mama memanggil kakak dengan sebutan Mine. Teman – teman mengatakan kalau nama – nama dalam keluargaku aneh. Habis. . . coba deh ingat, kakak sering dipanggil Mine, aku Honey, sedangkan nama mama adalah Pallas Athena sedangkan papa adalah Artemis Apollo (setiap undangan untuk mama dan papa selalu tertulis begitu). Guru sejarahku pernah berkata bahwa nama dalam keluargaku diambil dari nama – nama dewa dan dewi Yunani. Mungkin juga sih, aku pernah baca kalau namaku adalah nama dewa dan dewi kecantikan (Venus dan Aphrodite). Tapi dalam cerita the tragedy of romeo and Juliet, berarti orang tua dari sedangkan Honey berarti aku akan selalu mendapat kasih sayang, padahal selama ini hanya kakak yang selalu memberiku kasih sayang yang lebih.Mama selalu saja tak ingin bicara padaku kecuali kalau menyangkut masalah komik. Jadi aku hanya mengenal bahwa wanita yang dipanggil Mama adalah sosok wanita yang selalu saja membentak, melarang, dan menghukum jika melakukan kesalahan, tidak seperti yang diceritakan oleh semua teman – teman sebayaku. Sedangkan aku mengenal bibik adalah sosok yang selau menyayangiku seperti kakak juga menyayangiku. Mama tak pernah memberiku komentar atas hasilku sebagai peringkat 1 umum disekolah, serta prestasiku dalam basket dan volli yang sudah tak bisa diragukan lagi. Semua teman – teman mengandalkanku, syukur jika sudah dikasih ucapan ‘selamat ya’ dari mama. Aku pasti akan senang andai saja mama mengatakan satu kata yang dibarengi dengan wajah tersenyum. Tapi. . . Mama selalu saja bicara padaku dengan nada yang tinggi dan wajah yang menakutkan. Bagiku yang pantas untuk kusebut ibu adalah bibik dan bukan mama. Walaupun bibik memberiku kasih sayang, Aku tetap merindukan kasih sayang dan pelukan mama, aku haus akan kasih sayang mama. Aku benci dengan film ataupun sinetron yang menyiarkan jasa – jasa seorang ibu. Ketika mengandung dan melahirkan dengan susah payah, pokoknya aku benci!“neng Honey, waktunya makan. Semua udah nungguin.” Ucap bibik masuk kedalam kamarku.“apa kakak ikut?” ucapku“ndak neng, kakak neng nggak pernah pulang lagi sejak 5 tahun terakhir”“oh begitu ya? Ya sudah. . .” aku berjalan mengekori bibik ke ruang makanKenapa semua orang yang ada dirumah mengatakan kalau kakak gak pernah kembali sejak 5 tahun terakhir? Padahal kan kakak selalu ada dirumah dan menghiburku. Menemaniku, dan bahkan memberikan aku komik untuk dibaca. Aku tak bisa menebak pikiran mereka.Selama makan kami tak pernah bertegur sapa. Beruntung jika ibu bertanya padaku tentang sekolahku. Aku benci akan hal itu, semuanya tak pernah peduli padaku tentang semuanya.***Hari ini pun tetap sama seperti sebelumnya, mama tak menegurku. Padahal hari ini adalah pemberian rapor dan aku mendapatkan peringkat pertama di sekolahku. Hah. . . seandainya kakak, pasti mama akan mengucapkan selamat dan membawa mama ketempat favorit kakak. Ke toko buku dan membelikan buku komik sebanyak yang diminta kakak. Tapi aku. . . aku bahkan tak pernah mendengar ucapan mama, kecuali membentakku.Aku tak tahu apa yang terjadi pada diriku. Kenapa hanya aku yang bisa melihat kakak, dan yang lainnya nggak?Aku pusing mengingat semua itu. aku beranjak meninggalkan ranjangku dan menuju ketempat kesukaanku, meja belajar yang selama ini selalu menjadi pelipur laraku. Dengan meja belajar yang selalu siap kapan saja aku butuhkan, aku menggambar lanjutan komik yang kubuat selama ini. Komik yang selalu kubuat untuk menceritakan kehidupanku yang terjadi selama ini. Kakak duduk diatas ranjangku menemaniku dengan wajah tersenyum lalu tertidur. Wajahnya sangat tenang walaupun agak pucat. Aku tersenyum memperhatikan kakak yang tertidur, dia sangat manis, namun tak seorangpun yang kakak sukai dan ingin dijadikan pacar. Pernah ada beberapa cowok datang ke rumah untuk mengajak kakak keluar, tapi kakak tak pernah keluar tanpa aku. Padahal mama selalu mengatakan agar tak mengajakku, tapi selalu saja ada alasan yang membuat mama mengijinkan aku keluar bersamanya. Yang paling aku sukai diantara cowok yang pernah mengajak kakak, aku paling menyukai kak Andi. Abis, dia selalu membelikan aku es krim setiap kali mengajak kakak keluar (gimana enggak, bayangin aja setiap kali keluar bersama kakak yang bicara selalu saja aku. Jadi yach semacam alat untuk membungkam mulutku yang cerewet.)Aku kembali melanjutkan gambaranku. Sekarang sudah lembaran yang kedua puluh. Jika selesai aku ingin membawanya ke penerbit buku, semoga saja diterima. Aku merapikan meja belajarku dan melangkah menuju tempat kakak tertidur. Aku berbaring disampingnya sambil memeluknya. Malam ini begitu dingin, bahkan hingga kedalam tulang – tulangku. Rasanya seperti diremuk – remuk oleh benda berat.HUAHHH. . . aku membuka lebar – lebar mulutku, dan EHEKH UGH. . . uhh serangga sialan, tau aja nih kalo mulut lagi terbuka lebar. Aku memuntahkan serangga yang baru saja melompat masuk kemulutku ketika aku menguap tadi. Benar – benar payah kan? Aku memang sering teledor, kalo menyangkut tubuh (terutama dibagian wajah) tapi aku berusaha menutupinya. Kan ada pepatah yang mengatakan, kelemahan bisa menjadi senjata yang paling bagus, eh itu pepatah atau bukan yach? Aku lupa, pernah baca dari mana. Kulihat kakak sudah bangun lebih awal dariku.Hari ini adalah hari pertama liburan yang panjang. . . banget. Yach setidaknya liburan selama dua bulan adalah liburan yang paling panjang. Hahh. . . sekarang adalah saat untuk menentukan dimana aku akan berlibur nanti. Hmmm pilih yang jauh atau dekat ya? Kalau dekat, ada kota Mamuju. Katanya disana ada pantai yang indah dan pulau yang berbentuk buaya. Aku pengen liat deh. . . tapi apa mungkin mama mengizinkan aku untuk pergi berlibur? Tapi kalau aku diam terus, aku pasti tidak tahu apakah mama mengizinkan aku atau tidak. Jadi kumantapkan diriku untuk menemui mama meminta izin (sebenarnya gak perlu sih, tapi aku masih menganggapnya sebagai mamaku)“ma. . . aku pengen liburan, karena sekarang kan semua teman – teman aku sudah pergi libur.” Ucapku kepada mama yang sedang menyulam sebuah sweather yang berwarna Pink dan putih. Itu adalah warna kesukaanku dan kakak. Itu pasti untuk kakak, karena mama tak akan memberiku itu, mama tak akan bersusah payah membuatkannya untukku.Mama hanya diam. Sesekali ditatapnya wajahku dengan tatapan kesedihan dan penuh rasa iba seolah ingin mencoba untuk tegar menghadapi kenyataan. Tapi kenyataan apa yach? Aku tak mengerti apa maksud mama menatapku seperti itu “ma. . . aku akan berlibur ke Mamuju, aku ingin meminta persetujuan mama sebagai mamaku.” Ucapku lalu berlalu meninggalkan mama. Aku tak perlu menunggu jawabannya karena mama tak kan menjawabnya.***Hari ini aku sudah bersiap – siap berangkat ke Mamuju. Dengan menggunakan pesawat hanya membutuhkan waktu 2 jam. Tapi pertama – tama aku harus mengecek rekeningku siapa tahu uang dalam rekeningku tak cukup selama aku berada di Mamuju untuk berlibur.Kulangkahkan kakiku menuju mobil yang selama ini selalu setia menemaniku kemanapun aku melangkah. Mobil dengan warna blue and white, dilengkapi gambaran anime kesukaanku, kira yamato bersama kagari dalam serial anime jepang gundam speed, menuju ke tempat ATM terdekat.Hmm lumayan banyak. Kira – kira siapa yang mengirimkan uang sebanyak ini ke rekeningku yach? Mungkin aku mengenalnya. Aku periksa setelah aku tiba dirumah. siapa tau kakak yang menambahkan uang ke rekeningku agar aku bisa berlama – lama di Mamuju, tempat tujuanku berikutnya. Uang yang masuk kedalam rekeningku baru – baru ini sekitar sepuluh juta. Yap lumayanlah untuk menambah rekening yang isinya tinggal sedikit untukku.Tiba dirumah, kuperiksa daftar nomor rekening dalam keluargaku. Dan ternyata benar, kakak yang mengirimkan uang padaku.“kakak! Aku sayang padamu!” Ucapku seraya melompat kearah kakak dan memeluknya.“bagaimana?”“terima kasih kak. Akhirnya uangku cukup untuk berangkat ke Mamuju menggunakan pesawat.”“eitsss, tapi kakak tetap harus ikut. Kakak harus menjaga dan menemanimu ketempat yang baru kau kenal itu.” ucap kakak melepaskan pelukanku lalu merangkulku.“siiip deh!” ucapku sambil mengacungkan jempol dan mengedipkan mata.***Akhirnya tiba juga aku diMamuju. Tempat yang selama ini selalu menjadi khayalan dalam mimpi indahku. Aku membawa koperku sambil mengekori kakak dari belakang.“kak, sepertinya ada yang aneh deh.”“oh ya?” lalu entah apa yang dilakukan kakak sehingga semua kembali normal.Beberapa taksi menunggu di Bandara, namun hanya satu jenis taksi, taksi yang bertuliskan tasha centre. Padahal kalau dikotaku banyak sekali jenis taksi, salah satunya blue bird. Selama perjalanan menuju ke kota Mamuju, jalanan Nampak lengan, hanya sesekali ada mobil yang melintas. Ketika masuk kesebuah perkampungan, mulailah jalanan ramai dihuni oleh motor – motor yang lewat. Mereka gak disiplin banget sih, kok gak pake helm.“pak kira – kira dimana tempat untuk untuk menginap? Paling tidak kalo tidak ada hotel yah penginapan.”“dikota kami, hotel baru ada satu. Hotel berbintang sedang dibuat diarea pantai.” Ucap supir taksi itu.“oh kalau begitu antarkan kami kehotel itu ya pak.”Sesekali aku menurunkan kaca mobil, karena sumpek dengan aromanya. Hmm udaranya sangat segar, jarang – jarang dapetin udara sesegar ini.***TRRRTRTTTR . . . getar HP disakuku mengagetkanku. Dari bibik “halo bik ada apa?” ucapku memulai lebih dulu percakapan“neng, gimana keadaan neng Honey sekarang? Sudah mendapatkan hotel untuk tinggal kan?” ucap bibik yang terdengar gelisah“oh bibik tenang saja, aku udah dapat hotel kok, pelayanannya juga baik. walaupun tidak semewah yang kudapat dirumah, tapi setidaknyamenyenangkan.” Ucapku dengan nada riang.“syukur deh neng. Karena. . .” ucapan bibik terpotong. Entah apa lanjutannya.Bibik menutup telpon tanpa memberitahuku kenapa, tapi yah sudahlah. Lagipula kakak juga baru saja tertidur pulas. Lebih baik nanti saja aku memikirkannya.Aku berbaring disamping kakak mengedarkan pandanganku seluruh kamar yang sedang kuhuni dan mataku tertuju pada satu lembar brosur. Hmmm sepertinya itu daftar wisata di kota ini. Aku bangun kembali dan mengambil brosur yang sengaja diletakkan dimeja itu. Terpampang sebuah foto beserta namanya. Mau tau gak? Isinya bertuliskan, Pantai Lombang – Lombang, kali soddok, eh btw busway namanya lucu ya. Oke lanjutin lagi, gentungan, wah – wah kok tempatnya pada jauh semua sih? kan pengen liat gimana keadaan semua tempat yang ada dibrosur ini.Aku melangkah turun menuju meja resepsionis. Dan bertanya beberapa hal kepadanya.“mbak, kira – kira disini mallnya ada dimana ya? Soalnya selama perjalanan tadi satu pun tidak ada yang kutemui” ucapku pada pegawai resepsionis itu“ohh maaf dek, disini belum ada mall, ada sih Cuma namanya bukan mall tapi istana murah. Kalo ada yang mau mbak butuhkan bisa kesana”Yah payah nih! Terus hmm. . . biasanya selain mall kan ada minimarket, “oh ya mbak kalau minimarket, ada tidak?” ucapku“oh kalau minimarket dek ada, terserah yang mana yang mau mbak pilih. Apakah Harmoni atau Daemart.”Wah ternyata ini benar – benar kota yang baru berkembang (maksudnya baru dikembangin) bayangin aja gak ada mallnya, kalau dimakassar sih pasti ada mall. Tapi bosan juga kalau tiap liburan kesana. Padahal kalau pergi nengok nenek di Korea pasti menyenangkan. Tapi mau bagaimana lagi, kalau sampai dirumah nenek pasti aku dimanjain. Emang enak sih, tapi kan kasihan nenek ngurusin aku padahal usianya sudah memasuki Manula (usia nenek sudah hampir seratus tahun loh)Aku kembali kekamar. Kulihat kakak sedang menulis sesuatu didalam sebuah diary. Semakin lama diperhatikan aku semakin penasaran, akhirnya aku mengendap – endap menuju belakangnya dan mulai melirik apa yang ditulisnya.“Honey! Sampai kapan kamu akan memupuk sifat jelekmu itu? Mulai dari sekarang sadari semua kekuranganmu dulu baru menghakimi mama!” ucap kakak tanpa menoleh ke arahku“maaf deh kak, Honey kan Cuma pengen tau. Apa sih yang kakak tulis?”“rahasia perusahaan dong”“memangnya papa udah ngasih perusahaan untuk kakak?”“maksudnya rahasia pribadi, gak boleh ada orang yang tau. Kamu itu. . .” kakak menarik hidungku “dasar anak kecil” lanjutnya“aduh kak, sakit.” Keluhku sambil berusaha melepaskan tangannya.***Menyenangkan sekali liburan disini. Apa lagi sekarang memasuki Ramadhan. Biarpun berkumpul bersama keluarga, tapi tetap saja seperti kuburan yang tak ada suara. Canda, sapa, dan apapun tak ada. Semuanya suram. Aku benci dengan keadaan seperti itu, istilahnya “gak asik”.DRRRDT DRTTRS“halo assalamu alaikum.” Sapaku pada seseorang diseberang sana.“wa alaikum salam. Honey, kamu dimana sih? aku kangen nih ma kamu. Dasar Honey curang! Kok liburan gak ngajak sih.”“sorry deh ka-one. Soalnya mendadak banget. Jadi lupa deh buat ngajak kamu”“aku kangen ma kamu. Kamu dimana sih sekarang? Aku nyusul kamu sekarang ya.”“terserah kamu deh. Oh ya Arika aku pengen minta tolong ma kamu.”“boleh tapi Tanya dulu dimana kamu liburan” ucap Arika merengek“aku ada di Mamuju sekarang. Eh bawain aku beberapa novel baru ya. Kamu yang beliin tentunya. Yach ngitung – ngitung sebagai oleh – oleh dari situ”“oke deh Honey! Tungguin aku yach. 6 jam lagi aku ada ditempatmu. Beritahukan dimana kamu tinggal yah”“loh kok lama banget? Kan Cuma butuh 2 jam untuk sampai kesini” keluhku padanya.“Hei! Kau mau menang sendiri ya? Aku harus ke Gramedia untuk membeli pesanannmu, dan menyiapkan baju untuk berlibur bersamamu untuk menemanimu”“iya deh sorry. Aku tungguinkamu loh. Bilang aja disupir taksi kehotel srikandi. Dia pasti akan langsung tau.”“oke deh” ucapnya.Aku menutup telepon. Dia adalah Arika, teman baikku sejak kecil. Aku sangat suka dengan dia, karena dia selalu saja manjain aku dan memberiku kasih sayang sebagai ibu, dan juga ayah. Aku tak pernah mendapat kasih sayang dari keluargaku. Mereka semua terlalu terpaku pada kakak“Honey!” teriak kakak“ada apa kak?”“jangan menjelek – jelekkan orang tua. Nggak baik loh”“tapi kan kak. Emang kenyataannya kayak gitu”Kakak melangkah menuju kearahku dan duduk disampingku “Honey, kakak yakin semua yang mama lakuin sama kamu itu ada maksud dan tujuannya”“maksud kakak, supaya membuat Honey kuat, tegar, dan menyadari kasih sayang yang diberikan orang lain pada kita walaupun itu tidak tampak” ucapku agak meninggikan suara, karena aku masih sangat menghargai kakak“tuh. Honey sendiri tau akan hal itu. Kenapa kamu masih ingin membenci mama?” ucap kakak lagi dengan sabar.Aku tak sanggup lagi untuk menjawab. Apa lagi hari ini kakak menguliahi aku lagi seperti sebelumnya. Itulah yang tak kusukai dari orang lain, memberiku ceramah 1 menit. Padahal kakak hanya ingin memberiku yang terbaik, supaya aku gak menyesal dikemudian hari.Tapi, aku juga gak pengen seperti Sasuke dalam cerita Naruto yang mengetahui kebenaran dari semua yang dilakukan oleh kakaknya yang sebenarnya untuk dirinya. Yach harapanku sih gak kayak gitu karena aku yakin kalo mama punya alasan kenapa membenciku.Kakakku punya kehebatan loh. Dia bisa membaca pikiran orang (seperti tadi). Kadang aku mengosongkan pikiranku sebelum berbicara pada kakak, karena pasti kakak akan tahu apa yang baru aja aku lakuin kalau sedang berada didepan kakak.“kak. . . dia siapa? Kenapa bisa berada dalam kamar kita?” tanyaku sambil menunjuk orang asing itu.Kakak melirik kearah yang baru saja aku tunjuk, dan disaat itu juga kakak berteriak. Waduh suara kakak melengking banget, sampe – sampe gendang telingaku ingin pecah.“wah sepertinya kalian sedang asik nih. Aku boleh ikutan gak?” Tanya orang asing itu. Ya ampun benar – benar gak punya sopan santun. Mesti diberi pelajaran nih.“dengar ya Orang asing…”“sandy!”“terserah! Kamu mesti dididik. Kamu gak punya sopan santun sedikitpun.”“Honey. . . kamu tahu lagi bicara dengan siapa?” ucap kakak dengan nada yang sedikit bergetar.“enggak kak. Emangnya dia siapa?” tanyakuKakak menjadi diam setelah aku bertanya. Baru kali ini aku melihat kakak berekspresi seperti itu. Ketika berekspresi sepertitadi, wajah kakak terihat seperti mayat hidup, sangat putih karena pucat.“kak! Ayo jawab. Emang kenapa dengan dia?” ucapku dengan nada yang sedikit tinggi.“oh, eh maaf honey. Dia adalah. . .” ucapan kakak mengambang di udara “bukan. Dia siapa – siapa.”Cowok ini menyenangkan banget deh. Abis dia nyambung bangt ma aku, dia tahu semua animasi jepang. Bahkan tahu bahasa Jepang. Yah walaupun belum lancar sih, tapi aku senang jika mendapat teman baru yang sama sepertiku***“Assalamu alaikum.” Seseorang mengetuk pintu dari luar.“Waalaikum salam” ucapku lalu berlari menuju pintu“ARINA” “HONEY” ucapku dan arina bersamaan.Kami berpelukan melepas rindu (maksudnyamelepaskan rindunya arina karena aku pergi tanpa memberitahunya.)Aku mengajaknya masuk kedalam kamar yang baru aku tempati selama sebulan ini. Dia mengeluarkan beberapa buah buku“nih, pesananmu. Susah tahu nyari novel baru. semuanya udah kamu baca. Jadi, mesti nunggu kiriman yang aku pesan online. Untungnya cepat, jadi gak perlu nunggu ampe 2 3 hari” ucap Arina langsung nyerocos tanpa dikomando. Matanya tertuju pada Sandy orang yang baru aku kenal beberapa menit yang lalu. “dia siapa Honey?” tunjuk Arina.“kenalkan. . .” baru saja aku ingin memperkenalkan eh dia malah motong ucapanku“perkenalkan tuan putri. Namaku Sandy, nama tuan putrid siapa?” ucap Sandy sedikit menggoda Arina.Arina menjauh dari Sandy dan bersembunyi dibalik punggungku. Hmm. . . dasar Arina "honey!" suara Arina terdengar dari seberang "ada apa?" tanyaku sehalus mungkin. aku tidak tau apayang terjadi padaku selama beberapa bulan ini, tiba - tiba sifat dan amarahku seolah hilang. aku seperti manusia yang hidup tanpa arah. "honey! cepat kerumah sakit. mamamu terkena musibah" mendengar kata mama, aku langsung kaget. 'mama? sudah berapa lama aku tak mendengar suaranya, merasakan belaiannya?' pertanyaan itu terus terngiang dipikaranku. akankah semua itu terjawab? "arina! bagaimana keadaan mamaku?" tanyaku pada Arina. perasaan yang sempat hilang itu kini kembali. aku bertanya padanya dengan wajah sudah basah terkena air mata yang sejak tadi kutahan. "sejak tadi mamamu mencarimu. dia terus memanggilmu. kusarankan untuk segera bertemu dengannya." ucap Arina yang mulai panik. aku langsung berlari menuju kamar yangditujukan arina. "mama!" teriakku histeris wanita yang selama ini kubenci sampai kedalam sanubariku berubah menjadi wanita yang sangat lemah dan tak berdaya. aku tak percaya dengan segala hal yang kulihat hari ini "Honey. maafin. . . mama. . ." "nggak ma. justru Honey yang minta maaf." aku terus menteskan air mata. aku gak ingin menahannya lagi. aku ingin menumpahkan segalanya kepada mama. "honey gak tau kalau selama ini kakak udah pergi dari dunia ini. honey gak tau kalau kemampuan honey buat mama takut. maafin honey ma." "mama. . . hanya ingin. . . Honey menjadi kuat dengan segala hal yang tak bisa honey miliki. . . mama hanya ingin agar. . . honey tidak seperti mama ketika seumuran dengan kamu yang sangat mudah untuk menangis. . . mama. . ." "honey ngerti kok ma. tapi mama harus janji agar mama tetap mau menemani honey disini. mama gak akan nyusul kakak" "maafin mama. . . tapi sepertinya untuk yang terakhir pun mama tidak bisa memenuhi permintaanmu. tapi mama. . . punya hadiah untuk ulang tahunmu yang akan dirayakan hari rabu besok" "mama. honey gak butuhhadiah. honey hanya ingin agar mama tetap berada disamping honey" "maaf. . . honey. . ." TIIIT. . . bunyi inhalator yang menjadi penunjang hidup mama. "mama!"*** hari ini adalah hari ulang tahunku. tepat sehari setelah mama pergi. kemampuan yang kudapat dari kedua orangtuaku membuatku tak kehilangan dengan semua orang yang aku cintai. hadiah dari mama akan kujaga dan kurawat agar dapat dinikmati oleh anak dan cucuku kelak. . . inginku. .

Karya : hoshi akari
Sumber : http://cerpen.net/cerpen-remaja/inginku.-.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar