Selasa, 28 April 2009

Bahasa Indonesia vs Bahasa Asing

Seberapa besar rasa cinta dan bangga kamu terhadap bahasa Indonesia? Hah, besar banget? Kalo gitu mendingan bilang “I love you” atau “aku cinta kamu”? Hmm... Ganti deh! Mendingan bilang “bye-bye” atau “sampai jumpa”?

Memang tidak bisa dipungkiri kalau zaman sekarang lebih enak dan nyaman berbicara dengan bahasa Inggris. Entah itu buat gaya atau sekedar menunjukkan perbedaan strata sosial saja.

Yang pasti, musik pribumi terkena imbas karena arus mordernisasi tersebut. Ada Ten to Five, Mocca, D’Cinammons, Glenn Fredly dan penyanyi lainnya yang sengaja menciptakan lagu dalam bahasa Inggris. Lebih parahnya lagi, ada yang sengaja membuat lagu berbahasa “gado-gado”. Alias, campur-campur.

Sebut saja, Melly Goeslaw dengan Lets Dance dan Butterfly. Krisdayanti, I’m Sorry Goodbye. Dewi Sandra dengan I Love You. Shanty dengan Unbreakable yang menjadi soundtrack iklan Sunsilk. Masih banyak lagu acak aduk lainnya.

Halo??? Ada yang salah dengan bahasa Indonesia???

Pernah sekali waktu saya mendengar siaran Putus di radio Prambors, 89.6 FM. Daging dan Desta mengundang Shanty dalam rangka promosi lagu dan album terbarunya, juga sebagai duta iklan shampoo. Desta bertanya, “Kenapa judul lagunya Unbreakable?” Shanty menjawab, “Soalnya kalau diganti ke bahasa Indonesia artinya kan jadi “nggak patah”. Gak enak aja nyanyinya!”

Dari situ saya menyadari, bahwa harus diakui bahasa Indonesia tidak punya nilai penghargaan yang tinggi dari bangsanya sendiri! Antara memalukan dan menyedihkan bukan?

Kalau memang alasannya supaya masyarakat awam bisa belajar sedikit berbahasa Inggris melalui lagu, rasanya hina sekali. Semudah itukah membuat seseorang tiba-tiba fasih berbahasa? Apalagi bahasa tersebut diaplikasikan dengan bahasa pribumi!

Apakah memang ada yang kurang dengan nilai dan makna dari bahasa Indonesia, sehingga membuat lirik dengan nada jadi nggak asik didengar?

Mungkin sekarang saya dan kamu tidak bisa berbuat apa-apa karena memang lagu tersebut sudah terlanjur dibuat. Bahkan sudah dikenal akrab oleh para pecintanya. Namun satu hal yang perlu ditanamkan dalam generasi musik Indonesia, lirik berbahasa Indonesia akan jauh lebih menjangkau kalangan minoritas yang seharusnya diprioritaskan sebagai kaum mayoritas.

Seperti, lagu-lagu dangdut yang ramai dinyanyikan kalangan minoritas dengan bebas tanpa perlu memedulikan spelling atau pronounciation. Dengan mempertahankan bahasa Indonesia dalam tiap lagu pribumi, sama saja dengan mengabadikan identitas bangsa Indonesia.

Sumber: http://musikamu.multiply.com
oleh : Sari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar